Tuesday, September 23, 2008

retret

Nama : Ruben Sahistya
Kelas/ nomor :IX-3/35

Refleksi Retret
Pertama-tama saya sangat senang karena saya bisa mengikuti retret ini bersama teman-teman. Saya senang karena dapat meninggalkan sejenak suasana di sekolah yang sangat membosankan dan penuh dengan kesibukan-kesibukan seperti PR dan tugas-tugas. Saya juga sangat jarang mempunyai kesempatan ini untuk menyadari adanya kehadiran Tuhan dan berterimakasih karena telah memberikan kehidupan yang sangat baik bagiku.
Retret adalah pengunduran diri ke tempat yang sepi untuk mengasingkan diri yang bertujuan untuk menyadari kehadiran Tuhan. Retret berasal dari bahasa Inggris yaitu "retreat". Retret yang diadakan 15-18 September 2008 ini bagi saya merupakan retret yang sangat menarik. Saya sangat merasakan nilai-nilai kebersamaan dan saling berbagi disana. Bermalam selama 3malam di tempat retret yang sejuk dan menenangkan hati membuat saya semakin ingin mendekatkan diri kepada Tuhan dengan keheningan Selain keheningan, saya juga diajak untuk rajin berdoa dan keterbukaan.
Setelah sampai di tempat retret, saya sangat senang dan terkejut akan tempatnya yang luas dan banyak pepohonannya. Pada hari pertama, saya diajak merenungkan hidup yang kita telah lalui selama 14 tahun. Diajak merenungkan sendiri bagaimana dan seperti apakah kisah hidup kita selama awal hidup kita ini dari pada saat kita berumur 0-4 tahun dan sampai SMP sekarang ini. Setelah itu kita membuat sebuah artikel/tulisan mengenai kisah hidup kita yang disebut Pater sebagai "Story of My Life". Dengan ini, saya dapat melihat lebih dekat lagi tentang bagaimana hidup kita dari kecil sampai besar sekarang. Kemudian saya membuat hal-hal yang masih menjadi harapan, cita-cita dan kerinduanku. Saya berharap untuk bisa masuk ke SMA CC, cemas mama yang berada di rumah, berharap untuk menjadi orang sukses bila sudah dewasa dan lain-lain. Kemudian ada ibadat pertanyaan, ibadat dimana saya menuliskan pertanyaan yang saya dan siapapun tidak bisa jawab, hanya Tuhanlah yang mengetahuinya. Saya juga sambil merenung dalam keheningan untuk berusaha menjawabnya.
Esok harinya, pada pagi hari kami dibangunkan jam 5 untuk senam pagi, kemudian kami menghayati doa "Aku Dicinta". Dalam doa ini, saya menuliskan dan berusaha untuk mewujudkan orang-orang di sekitarku baik orangtua, keluarga dan teman-teman yang mencintaiku dalam keheningan. Setelah itu saya menonton film "A gift of hope". Film yang berdurasi 1 jam ini menceritakan tentang seorang pria dari daratan Spanyol yang terlahir cacat tanpa tangan bernama Tony Melendez. Diberkati oleh kedua kaki dan suara yang bagus, ia melatihnya dengan bermain gitar memakai kaki dan bernyanyi. Di depan banyak orang, Ia sudah dianggap biasa dan seperti orang normal. Ia telah mementaskan keunikan dan kemerduan suaranya di banyak konser. Ia menjadi panutan dan teladan orang normal untuk berbuat lebih karena mereka telah diberikan tubuh yang tidak cacat seperti Tony Melendez oleh Tuhan. Pernah pada suatu hari, ia tampil di hadapan Paus dan Ia terkesan karena kehebatannya. Lalu saya menyadari dan merefleksikan film tadi dengan menulis "Gift from God" dan Iklan Diri. Setelah itu, kami menyegarkan diri kami dengan refreshing ke tempat futsal untuk bermain bola. Ini cukup menyenangkan karena kami mempunya waktu yang cukup lama. Renungan ayat adalah acara selanjutnya, saya merenungkan ayat-ayat yang ada di mazmur 23:1-6. Saya juga menyimbolkan Tuhan dengan matahati karena matahari selalu menerangi hidup kita dan membimbing kita ke arah yang paling benar. Malam harinya setelah misa, Pater menayangkan film yang berjudul "I'm Not Stupid Too2". Film ini berkisah tentang kehidupan orangtua yang sangat sibuk dan tidak punyaa waktu untuk memperhatikan anak-anaknya. sehingga mereka mempunyai banyak masalah. Sebelum tidur, kami pergi ke dekat gua Maria untuk berdoa rosario bersama-sama. Kami pun setelah itu ke kamar masing-masing untuk tidur.

Pada hari ketiga seperti pada hari kedua, kami dibangunkan pagi-pagi jam 5 untuk senam pagi dan bermain bola sebentar bersama Pak Wawan. Setelah itu kami misa pagi dan menuliskan "Aku mencintai". Di samping, doa "Aku dicintai", saya juga menuliskan "Aku mencintai" untuk menyadarkan diri berapa banyak orang yang aku cintai. Kita tentunya harus memberi kasih sayang kepada orang yang kita cintai agar mereka juga mencintai kita apa adanya. Kemudian saya merefleksikan film yang kemarin saya tonton bersama "I'm Not Stupid Too2" dalam kelompok dan mempresentasikannya di depan teman-teman di ruang konferensi. Setelah itu, siangnya kami menyadari kebaikan-kebaikan kita dari tanggapan teman-teman kita di Kebaikanku Menurut Sahabatku. Saya sangat senang dalam hal ini karena saya dapat menilai teman-teman saya sendiri dan mngenal mereka lebih dekat lagi. Lalu wawancara adalah kegiatan saya selanjutnya, saya diwawancara Tante Kris, tadinya saya agak gugup dan takut karena akan diwawancara, tetapi setelah ngobrol-ngobrol saya merasa nyaman dan tenang karena hanya ditanya tentang kertas-kertas yang saya sudah tulis dan tentang keluarga saya. Kemudian, saya menonton film yang intinya adalah penyadaran diri bahwa kita hidup dengan tanpa cacat dan harus sadar akan Tuhan yang sayang kita. Lalu saya melakukan "What do you want to say?". Disini saya disuruh untuk mengekspresikan perasaan saya kepada mama & papa yang telah melindungi dan menjaga saya kepada figur-figur yang disimbolisasikan mama & papa yaitu Tante Kris dan Pak Thomas. Setelah itu adalah pengakuan dosa. Pengakuan dosa ini tidak seperti pengakuan dosa biasanya, kita disuruh mempersiapkan diri dulu dengan menuliskan dosa-dosa yang saya ingin hapuskan dan nanti mengatakannya di depan Pater di kamar pengakuan. Kami langsung melanjutkan pengakuan dosa dengan misa. Setelah makan malam, kami pergi ke dekat gua Maria untuk membakar kertas-kertas dosa-dosa kami dan membakarnya sebagai tanda bahwa dosa-dosa kami telah dihapuskan dan Tuhan takkan mengingat-ingatnya lagi. Malamnya saya dan teman-teman melukiskan diri kami ke dalam secarik kertas dengan bentuk seperti perisai yang dipakai para pemimpin perang untuk bertahan.
Pada hari terakhir, kami masih mempunyai satu sesi lagi, sesi ini adalah "Reformasi Diri". Saya sudah mempunyai niat yang kuat untuk mereformasi diri. Niat-niat saya diantaranya adalah untuk pergi ke gereja pada setiap Hari Minggu, mengurangi dosa dosa dan tentunya lebih mematuhi dan menghargai orangtua kita sebagai sosok yang selalu melindungi dan menjaga kita. Setelah itu saya juga menulis surat kepada Tuhan, saya sungguh berterimakasih karena Tuhan telah menciptakan kita dengan tubuh yang tanpa cacat dan kebaikan-kebaikan serta kemampuan/talenta yang banyak. Kemudian kita pulang ke Jakarta dan kembali bersekolah lagi seperti biasa dengan rutin. Tentu ini akan menjadi masa-masa yang susah bagi saya untuk bangun pagi dan belajar serta membuat PR untuk keesokan harinya.


-copyright from refleksi retret untuk tugas sekolah-

No comments: